PERTEMUAN PARA FORMATOR
XAVERIAN DI ASIA
PROPEDETIKA- NOVISIAT –
FILSAFAT
Bintaro –Jakarta 3-8 maret
2016
Pesan
Terakhir
“Dengan
menyatu dalam impian Conforti, pewartaan pertama menggerakkan
kita semua pada suatu awal yang baru”
Saudara-saudara yang terkasih,
bersama dengan Pastor Luigi Menegazzo dan P.
Eugenio Pulcini dari Direksi Jenderal, kami, anggota Pertemuan Formator
Xaverian di Indonesia dan Filipina, merasa bahagia menyampaikan pesan ini
supaya konfrater juga dapat ikut serta dalam kebahagiaan dan harapan kami dalam
upaya pembinaan para Xaverian di Asia. Di rumah Pra-novisiat dan Novisiat
Xaverian di Bintaro (Jakarta), tempat kami bertemu, kami langsung mengalami
suasana Asia, tatkala setiap subuh mendengar panggilan azan dari banyak mesjid
yang ada di sekitarnya. Dan kami juga merasakan hospitalitas serta persahabatan
dari banyak sahabat dan dermawan yang membawa begitu banyak makanan yang lezat
di meja kami.
Kami juga bergembira akan kehadiran 7 novis, 7
Pra-novis dan 5 calon Xaverian dari seminari yang mengunjungi komunitas kita.
Peristiwa itu menimbulkan perasaan berterima kasih, kepercayaan dan harapan
dalam diri kami. Karena Tuhan Allah mengirim banyak calon secara kontiniu.
Perayaan Ekaristi sebagai pembuka pertemuan berlangsung tepat pada HUT wafatnya
P. Angelo Geremia, seorang missionaris yang mengabdikan seluruh kehidupannya
demi membina missionaris Xaverian di Italia dan di Indonesia.
Dalam suasana persaudaraan tersebut, kami
mengadakan refleksi dan berdialog tentang kekhasan karisma Xaverian dan
hasilnya dalam upaya pembinaan. Pastor Jenderal, dalam kata pembukaan,
menjelaskan beberapa nilai budaya Asia yang mesti menjadi ciri khas pendidikan
dasar di Asia: kepekaan rohani, suasana harmonis, kerapian, suasana ugahari dan
keheningan. Mengomentari laporan beliau, kami perhatikan bahwa nilai-nilai itu
dalam budaya Asia, secara positif dapat mendukung terwujudnya suatu metode
misioner yang lebih berdasarkan atas relasi manusiawi (dialog dan perjumpaan)
daripada ketersediaan sumber-sumber finansial.
Sesudah itu kami mendengarkan dua kesaksian yang
sangat berharga: yang pertama dari P.Thomas Sarjumunarsa, SJ, Rektor Seminari
Mengenah (Wacana Bakti) Jakarta; dan yang kedua dari P. Yakobus Sriyatmoko,
Magister Novis Xaverian di Jakarta. Kami menjadi sadar akan perlunya suatu Identikit untuk para formator,
maka dari itu kami bertanya,”Berdasarkan pada kenyataan begitu banyaknya nilai
budaya di mana kita berada, manakah ciri khas manusiawi dan injili bagi para
Formator Xaverian di Asia?”
P. Eugenio Pulcini memperkenalkan Ratio
Formationis Xaverianae yang baru, seraya menggarisbawahi secara khusus
nilai docibilitas (kemampuan membiarkan diri
untuk dibentuk)
sebagai unsur yang utama dalam menilai suatu panggilan secara benar; Dan yang
kedua, unsur generatif antara Bina Awal (formazione
di base) dan Bina Lanjut (formazione
permanente).
Sesudah itu, para peserta pertemuan
mempresentasikan (mensharingkan) kurikulum pendidikan di komunitas
masing-masing. Melalui sharing-sharing tersebut, kami mengalami bersama suatu
kebahagiaan dan juga keprihatinan-keprihatinan konfrater kita. Kami menyadari
perlunya suatu formasi yang berkesinambungan bagi para formator sendiri, dari
kerja sama antara mereka dan kesinambungan dalam tahap formasi itu sendiri.
Dalam pembicaraan bersama itu, kami perhatikan secara khusus, bahwa semangat
kekeluargaan, yang sangat dihargai oleh para formator di Indonesia, tidak
selalu terintegrasi dengan nilai misioner Konggregasi kita. Maka dalam
perjalanan formasi, perlu menggarisbawahi bahwa karisma Xaverian menuntut
kerelaan hati untuk keluar dari budaya dan negaranya sendiri.
Hasil kerja keras dari pertemuan ini telah
menyemangati kami untuk menghayati tugas kami sebagai formator dengan gembira.
Kita membutuhkan suatu Proyek Formasi bersama di Asia yang mengandung beberapa
pedoman dasar berkaitan dengan pribadi formator dan juga usulan formasi
Xaverian menurut konteks budaya setempat yang khas. Kami menggarisbawahi begitu
pentingnya peranan Superior Provinsi demi mendukung misi kita dalam membina
para Xaverian, juga melaluji tukar menukar informasi tentang kesempatan formasi
bagi para formator. Dalam dialog dengan Direksi Jenderal, beberapa aspek dalam
setiap Provinsi semestinya diadakan restrukturisasi, sehingga menjadi lebih
harmonis di antara ketiga prioritas kehidupan Xaverian, yakni: formasi, animasi, dan karya pastora/
misioner.
Sebagai kesimpulan, beberapa kata kunci yang
bergema dalan pertemuan kami adalah: docibilitas, budaya-budaya Asia dan
semangat kekeluargaan Xaverian, misi ad gentes, dan ad extra, suatu daya saling
menghidupkan antara Bina Awal dan Bina Lanjut.
Kami menutup pertemuan dengan perayaan Ekaristi,
yang dipimpim oleh Pater Jenderal. Dalam suatu benua yang dipadati begitu
banyak manusia, orang kristiani merupakan minoritas. Kenyataan itu terus
menerus mendorong kita supaya menjadi garam dan terang dunia. Pater Menegazzo berkali-kali
menyatakan bahwa benua (Asia) ini adalah tanah yang subur untuk perwartaan
Injil. “Formasi bagi para misionaris di Asia adalah suatu kebutuhan” dan
“formasi bagi para formator adalah tuntutan yang sangat mendesak”. Keberisikan
kaotik di kota-kota tempat kita berkarya, menuntut kita untuk tidak menyerah
pada keadaan yang sulit atau menjadi puas dengan pendekatan asal jadi. Sang
formator seharusnya menjadi pribadi yang sejuk secara rohani dan yang seimbang,
serta yang mencintai keluarga misionernya dengan sepenuh hati. Di Asia St.Guido
M. Conforti mesti menjadi seorang Formator yang sempurna, yang akan mendorong
orang Asia untuk melihat dalam dirinya Kristus itu sendiri, sebagai Guru
satu-satunya. Sesungguhnya, seorang guru yang tidak berupaya menjadi gambar dan
rupa Allah sendiri, tidak akan mampu membina (to form) maupun mengubah (to reform) siapa pun.
Kami mengakhiri pesan ini, dengan hati penuh rasa
terima kasih atas segalanya yang telah kami terima dari sekian banyak formator
kita baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Kami juga berterima
kasih kepada mereka, bahwa kami ada di sini sebagai formator bagi para Xaverian
yang baru.
Kami mempersembahkan diri kepada Pendiri kita,
dengan penuh harapan akan hari depan formasi di Asia. Marilah kita saling
mendoakan. Semoga Tuhan memberkati karya misioner para konfrater sekalian.
Partisipan:
(Luigi Menegazzo,
Eugenio Pulcini, Antonius Wahyudianto, Javier Mexicano Ferrer, Vitus Rubianto
Solichin, Alfonsus Widhiwiryawan, Yakobus Sriyatmoko, Daniele Cambielli, Hebry
Vicidius Walian)
Posting Komentar