MENCINTAI HIDUP BAKTI DALAM DINAMIKA BINA LANJUT
Kaul pertama di rumah novisiat, Bintaro 2015
Setiap kali merayakan misa pengikraran Profesi Pertama Para Frater
Skolastikat, selalu mengingatkanku akan hari profesi pertamaku sendiri pada 10
Juli 1988. Demikian pula terjadi ketika pada 1 Juli 2015 lalu, sebagai
Provinsial, saya memimpin misa kudus dalam rangka pengikaran kaul pertam
keempat frater kita yakni, Fr Gindo, Fr
Kardi, Fr Kasimirus, dan Fr Ovan. Yang selalu saya ingat tentang
pengikraran kaul pertama adalah bahwa Magister Novis kami dulu selalu
mengingatkan kami agar menempatkan lembaran kertas yang berisi formula kaul
religius di atas meja belajar. Tujuannya adalah supaya kami selalu ingat akan
janji/kaul yang diucapkan itu, sebagai sumpah setia sampai mati untuk tetap
menjalankan hidup bakti, hidup kaul-kaul kebiarawanan, murni, miskin, dan taat.
Mencintai, menghayati dan mengidupi kaul-kaul religius sampai mati,
menurut saya hampir sama seperti sepasang suami isteri saat menerimakan
Sakramen Perkawinan yang saling berjanji untuk sehidup semati tetap satu, dalam
untung dan malang dan tak terceraikan. Perayaan Misa Pengikaran Profesi Pertama
bagi keempat frater di kapel Novisiat Bintaro pada awal Juli itu, adalah tanda
yang nyata akan janji setia mereka untuk mencintai hidup bakti sampai mati. Pengikraran
kaul bukanlah soal liturgis-seremonial, ucapan bibir di bibir semata, dan
penandatanganan lembaran formulasi kaul masing-masing frater. Kaul-kaul yang
diikrarkan itu mesti dihidupi, dicintai, dihayati dalam daging dan darah,
jiwa-raga dan disertai iman yang teguh demi menjadi murid Kristus secara
radikal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu komitmen, dedikasi, disposisi yang
kokoh, bantuan Roh Kudus dalam mencintai hidup bakti sampai mati.
Para Provinsial Xaverian dari 20 negara bersama direksi jenderal
dari Roma, dalam pertemuan di Tavernerio, Italia, Agustus 2015
Dalam pertemuan para superior provinsi (COSUMA), yang saya hadiri di
Tavernerio 26 Juli - 8 Agustus lalu, tema utamanya memfokuskan kembali dinamika
hidup bakti dalam proses Bina Lanjut, “la
formazione permanente” . Dalam terang COSUMA, sebagai misionaris sekaligus
religius, setiap Xaverian dihimbau untuk mampu menghayati dan mempraktekkan
hidup bakti hari demi hari sebagai proses yang tak pernah berhenti demi menjadi
seperti Kristus, atau “alter Christus”
yang utuh. Proses dan dinamika Bina Lanjut itu mesti tetap dihayati mulai
dari masa inisiasi ke dalam kongregasi hingga akhir hayat. Bina Lanjut sebagai
perwujudan bina diri sebagai religius-misioner tak mengenal usia dan masa. Bina
Lanjut adalah kebutuhan mutlak bagi orang yang menjalankan hidup bakti sebagai
murid Kristus sejati.
Mereka yang mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan mesti menempuh lorong-lorong
olah diri dan Bina Lanjut yang terus-menerus menuju kesempurnaan. Dalam konteks
ini, kaul-kaul kebiaraan merupakan tindakan “kemartiran
tanpa darah” yang selalu harus dibina, dihidupi, direngkuh, dipeluk hingga
akhir zaman. Upacara pengikraran kaul
pertama pada awal Juli di Bintaro sudah usai; demikian pula COSUMA di
Tavernerio 26 Juli-8 Agustus telah berakhir. Namun, perjuangan dan peziarahan
rohani dalam penghayatan kaul-kaul masih panjang, melalui proses Bina Lanjut
hingga usai lanjut. Semoga Allah Tritunggal Maha Kudus dan Bapa Pendiri kita
selalu memberkati kita para Xaverian dalam rangka mencintai Hidup Bakti sampai
mati dalam dinamika Bina Lanjut yang tanpa henti.
Salam persaudaraan in omnibus
Christus,
P.Antonius Wahyudianto SX
*Dimuat di bulletin KELUARGA KITA
nomor 39 edisi Mei-Juli 2015
Para Provinsial Xaverian dari 20 negara bersama direksi jenderal dari Roma, dalam pertemuan di Tavernerio, Italia, Agustus 2015 |
Posting Komentar