Salib itu tidak asing bagi para Xaverian. Salib itulah
awal mula panggilan Santo Conforti, pendiri Xaverian. Salib itu oleh para
Xaverian dibawa ke santuario ini dari gereja tempat ia berada sebelumnya.
Salib itu memang menjadi tanda kehidupan para Xaverian.
Saat ini, di bawah salib itu juga banyak pengunjung santuario berdoa. Ada yang
lewat sambil menatap lama. Ada yang cukup menganggukkan kepala saja. Ada juga
yang memang berhenti sejenak sambil berdoa di bawahnya. Persis seperti yang
Conforti buat saat masa kecilnya.
Sambil berdoa di situ, sebenarnya juga bisa sambil
melihat riwayat para Xaverian. Di samping salib itu ada buku riwayat hidup para
Xaverian yang meninggal. Dari hari ke hari. Riwayat hidup mereka memang
dipadatkan menjadi sehalaman saja. Cukup untuk diingat dalam misa harian dari
para Xaverian di seluruh dunia.
Pastor Marini SX juga akan dimasukkan dalam buku
peringatan harian itu. Dan, sebelum ke sana, Pastor Marini memang disemayamkan
di bawah salib itu. Petinya sudah ditutup rapat. Tidak bisa lagi melihat
wajahnya. Saya beruntung pagi harinya sudah mengambil gambarnya saat dia dalam
peti dan belum tertutup. Rupanya gambar-gambar itu tadi menjadi kenangan terakhir
sebelum wajahnya tak bisa dilihat lagi.
Bukan hanya saya saja yang merasakan ini. Banyak kenalan
dan pengunjung yang merasakan kesedihan karena tidak bisa melihat wajah Pastor
Marini. Apa boleh buat. Semuanya sudah diatur. Pihak medis sudah memutuskan
untuk menutup petinya.
Malam harinya, saat rosario bersama, Pastor Marini
tetap di bawah salib itu. Rosario bersama ini dihadiri oleh para Xaverian di
kota Parma, para suster Xaverian di kota Parma, dan umat beserta kenalan
seperti kolega dosen dari Pastor Marini saat ia mengajar di Parma. Rosario ini
menjadi tradisi yang kuat bagi umat Katolik Italia. Para Xaverian juga
meneruskan tradisi yang baik ini dalam kehidupan Xaverian sampai saat ini.
Demikian malam ini. Pastor Gigi SX, wakil rektor
rumah induk Xaverian di Parma memimpin doa rosario. Diawali dengan membaca
riwayat singkat dari P Marini. Banyak yang terharu seperti juga sering terjadi
dengan para Xaverian lain yang meninggal di seluruh dunia. Riwayat hidup mereka
memang untuk diteladani.
Saya ingat kata-kata seorang kolega dosen dari
Pastor Marini yang sekarang masih menetap di Parma. Katanya, Pastor Marini mempunyai cara unik dalam
berdoa. Berbeda dari yang lain. Dan, kata-katanya selalu menunjukkan kekudusan
yang khusus dari Pastor Marini. Saya ingat betul kata-kata ini. Pastor yang
mengatakan ini tahu betul kebiasaan berdoa dari Pastor Marini.
Setelah rosario, banyak umat yang memberi salam
pada Pastor Marini meski hanya dengan menyentuh petinya saja. Saya dan Fr Berto
SX juga berbuat demikian. Hanya saja, kami juga menambahkan dengan memberi
salam dalam bahasa Indonesia dan Italia untuk menyampaikan pesan-pesan dan
kata-kata terakhir dari teman-teman di Indonesia.
Terima kasih Pastor Marini SX, teladanmu kami ingat
dan kami bawa dalam hidup. Di bawah salib ini, panggilan Conforti lahir. Di bawah
salib itu juga, engkau bersemayam sebelum berangkat menuju kebersamaan dengan
para Xaverian lainnya di rumah Bapa termasuk bertemu dengan Conforti.
Fr Gordi SX dari Parma
Posting Komentar