PENGALAMAN MENGIKUTI RETRET AGUNG
P. Romualdus Juang SX
Saya mengawali retret agung dengan motivasi dan semangat yang berkobar
untuk menggali secara mendalam motivasi saya untuk mengikuti Yesus. Namun,
dalam perjalanan waktu selama ret-ret, saya mengalami bahwa Yesus melimpahkan
banyak rahmat lebih dari yang saya harapkan. Semuanya ini terjadi berkat
bantuan Roh Kudus melalui kehadiran tim pendamping yang dengan setia menemani
kami.
Dalam sharing singkat ini, saya hendak membagikan dua hal penting yang saya
alami selama ret-ret ini sebagai rahmat dari Yesus untuk perjalanan panggilan
saya saat ini dan ke depan. Pertama. Doa
dan meditasi. Setiap hari sejak dari hari pertama sampai hari terakhir,
saya mengisi waktu dengan doa dan meditasi selama beberapa jam menurut ajaran
St. Ignasius. Awalnya saya merasa agak kesulitan karena tidak terbiasa untuk
berdoa selama berjam-jam. Setelah beberapa hari mencoba untuk mempraktekkan
anjuran-anjuran yang diberikan, lama kelamaan saya menjadi terbiasa dan malahan
saya sangat menikmati keindahan untuk tinggal bersama Yesus dan
mendengarkan-Nya. Saya menjadi semakin peka untuk mendengarkan Sabda-Nya, bukan
dengan telinga, melainkan dengan hati dan bersedia untuk merealisasikan
kehendak-Nya dalam kehidupan saya setiap hari.
Hal kedua yang ingin aku bagikan adalah kesempatan untuk berbagi hasil doa dan permenungan dengan
bapa rohani. Bapa rohani saya waktu itu adalah seorang awam berkeluarga
yang mengenal Yesus menjelang masa tuanya. Setelah melewati banyak pergulatan
dan berkat pendampingan para pastor dari Serikat Yesus, beliau menerima Yesus
di dalam hidupnya sebagai penuntun dan pegangan hidup baginya. Sekarang dia menjadi
pendamping ret-ret bagi para calon imam. Dan syukur pada Allah, beliau bersedia
mendampingi saya selama ret-ret ini. Setiap hari selama 30 menit saya berjumpa
dengannya. Atas dasar rasa percaya kepada penyelenggaraan Tuhan dalam hidup
saya, saya sungguh-sungguh terbuka kepada beliau perihal hidup saya, baik masa
lampau, saat ini maupun masa depan saya. Beliau dengan penuh kesabaran
mendengarkan dan mendampingi saya. Kehadirannya saya rasakan sebagai campur
tangan Yesus dalam perjalanan hidupku. Beliau turut mengambil bagian dalam
pembentukkan diriku, terutama dalam hal pemantapan hidup rohani.
Selain dua hal yang saya sebutkan sebelumnya, saya juga hendak menyampaikan
kepada p. Anton dan para konfrater sekalian bahwa ret-ret agung ini kami
lakukan sebagai persiapan untuk mengikhrarkan kaul kekal dan menerima tahbisan
diakon pada bulan desember 2014 ini. Tentunya ret-ret ini bukan segala-galanya.
Saya (kami ber-7) masih punya cukup waktu selama tiga bulan ini untuk
mempersiapkan diri, terutama mematangkan motivasi dan semangat misi sehingga
pada saatnya berkata IYA untuk selamanya. Salah satu hal terpenting adalah doa.
Oleh karena itu, saya minta doa dari konfrater sekalian dan tentu saja dari
pihak sayapun, doa untuk kalian tidak akan saya lupakan.
*Dimuat di majalah KELUARGA KITA edisi September-Oktober
2014
Posting Komentar