Halloween party ideas 2015

INFO TENTANG VIRUS    EBOLA DI SIERRA LEONE
P.FX Sudharmanto, SX (Sierra Leone)

Pertama-tama saya mau menginformasikan kalau saya dalam keadaan baik dan sehat. Saya tetap bekerja di Mongo Bendugu, di wilayah distrik Koinadugu, yang hingga kini menjadi satu-satunya distrik yang belum terdapat laporan resmi tentang kasus ebola. Di dalam distrik Koinadugu ini kita mempunyai 3 paroki: Kabala, Fadugu dan Mongo Bendugu.

Berita tentang ebola di Sierra Leone, Guinea, Liberia, Nigeria dan tempat-tempat lain kiranya selalu bisa diupdate melalui internet. Setelah masing-masing negara ini menyatakan darurat kesehatan nasional atas wabah ebola, WHO juga telah menyatakan EVD (Ebola Virus Desease) sebagai wabah darurat international. Dua warga Amerika Serikat yang terjangkit ebola di Liberia sudah dipulangkan dan dirawat di negara mereka. Juga seorang imam misionaris Spanyol yang bekerja di rumah sakit di Monrovia, Liberia sudah dipulangkan dan dirawat di Spanyol.  Selain untuk mencegah penyebaran ebola yang lebih luas, darurat internasional ebola dinyatakan karena negara-negara Afrika Barat ini tidak memiliki kapasitas untuk mengatasi sendiri wabah ini, sehingga membutuhkan solidaritas international.  

Ebola yang tidak pernah dialami sebelumnya di Afrika Barat memang benar-benar mengejutkan. Bahkan kebanyakan warga tidak percaya, kecuali mereka yang melihat sendiri. Ini juga yang menjadi penyebab penyebaran ebola begitu cepat dan memakan banyak korban, karena  ketidaktahuan (ignorance) akan virus ebola yang mematikan ini. Bahkan pemerintah dinilai sangat terlambat dalam menanggapi dan mengambil langkah untuk menghadapi dan mengatasi penyebaran ebola. Sikap para pemimpin pun mulanya tidak begitu peduli. Mereka baru benar-benar tersentak ketika dokter Sheik Umar Khan yang memimpin penanganan korban ebola sendiri menjadi korban dan akhirnya meninggal. Ketika ebola mewabah di Guinea, bulan Februari lalu, misalnya, pemimpin traditional (paramount chief) Mongo Bendugu mengatakan kepada kami kalau wabah ebola itu hanyalah berita bohong, itu hanya akal-akalannya NGO  untuk mendapatkan dana international yang akan dimasukkan ke dompet mereka sendiri. Padahal Mongo Bendugu di mana saya berkarya sekarang berbatasan langsung dengan Guinea, bahkan Kissidougu, kota di mana ebola pertama kali dideteksi tidak jauh dari Mongo Bendugu. Tapi dengan aktivitas penyadaran, sekarang sudah banyak yang menerima ebola sebagai kenyataan dan harus mengubah sikap dan perilaku demi menghindari dan mencegah penyebarannya. Administrator Apostolik Keuskupan Makeni (P. Natale Paganelli, sx) mengedarkan surat pastoral tentang ebola : “Ebola is Reality and It is with Us”.  Dalam surat tersebut, semua diajak untuk melengkapi diri dengan pemahaman dasar tentang ebola dan untuk berpartisipasi serta kooperatif dalam menghadapi, menangani dan mengatasi penyakit ini. Keuskupan juga mengedarkan doa khusus untuk pembebasan dari penyakit ebola.

Sekedar info singkat tentang ebola. Ebola menular melalui kontak. Cairan yang ada dalam diri orang yang terinfeksi menjadi medium utama penyebarannya, seperti keringat, darah, air mata, urine, diare, muntah, dll. Infeksi berkembang dalam 3 tahap. Tahap pertama adanya demam tinggi secara tiba-tiba dan badan menjadi lemah, seperti malaria atau typhoid. Tetapi demam karena ebola tidak akan turun walau penderita diberi paracetamol.  Tahap kedua penderita akan muntah, diare, kadang-kadang pendarahan juga. Tahap ketiga penderita meninggal. Mayat penderita ebola sangat berbahaya menularkan ebola. Virus ebola yang tidak mendapatkan oksigen dalam jasad mati akan berusaha mempertahankan diri dengan bergerak ke jasad hidup lainnya.

Makanya dalam berkarya pastoral kami harus berhati-hati dalam berkontak langsung, tidak berjabat tangan, sesering mungkin membasuh tangan dengan air bersih, atau campuran clorine, dettol atau sekedar sabun biasa. Virus ebola bisa tinggal pada benda juga, misalnya kertas atau uang dalam kondisi basah atau berkeringat. Sebenarnya bila bertemu dengan benda kering, virus ebola tidak akan tahan hidup sesudah 20 detik. Jika virus pun menempel di tangan, virus tidak akan masuk ke dalam tubuh kecuali melalui luka yang terbuka (sekecil apa pun), atau jika tangan menyentuh mulut atau mata. Itulah pentingnya membasuh tangan sesering mungkin. Kami juga diminta berhati-hati dengan penguburan orang meninggal. Seringkali kita tidak tahu apakah orang yang meninggal disebabkan oleh ebola atau bukan. Kami tidak boleh terlalu mendekati mayat, juga mereka yang mengurusnya, tidak perlu dibawa masuk ke gereja, hanya diluar saja, lalu dikuburkan sesegera mungkin. Sejauh ini, di Keuskupan Makeni, para religious, imam, misionaris dari luar negeri, termasuk kita Xaverian,  tetap menyatakan tinggal di Sierra Leone, kecuali suster-suster Notre Dame (SSND).

Kita berharap semoga  wabah ebola di Afrika Barat segera bisa diatasi, dan masyarakat bisa kembali ke hidup normal. Hari-hari ini dan mendatang, tidak tentu sampai kapan kiranya akan berakhir, merupakan hari-hari  yang berat untuk seluruh masyarakat di sini. Presiden menyatakan darurat ebola selama 90 hari. Ada yang berpendapat bahwa paling tidak perlu waktu 6 bulan untuk benar-benar memberantas virus ini (hingga sesudah Natal).  Kita saling mendoakan.


Ciao, Sudarmanto - Mongo

*Dimuat di majalah KELUARGA KITA edisi Juli-Agustus 2014

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.